1,2 Juta Vaksin Telah Tiba di Indonesia, Apakah Bisa Langsung Dipakai?

Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin tiba dari Cina di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Minggu, 6 Desember 2020, malam. Apakah langsung bisa dipakai?
Perusahaan farmasi telah melaporkan tingkat keberhasilan yang tinggi dalam uji coba tahap akhir empat vaksin Covid-19 (Foto: bbc.com/Indonesia – Reuters)

Jakarta - Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin tiba dari Cina di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu, 6 Desember 2020, malam. Presiden Joko Widodo pun menyampaikan rasa syukur atas kedatangan vaksin Covid-19 buatan perusahaan biofarmasi asal Cina, Sinovac, ini.

“Alhamdulillah, vaksin sudah tersedia, artinya kita bisa segera mencegah meluasnya wabah Covid-19,” kata Jokowi dalam keterangan persnya, mengutip kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu, 6 Desember 2020. 

Namun demikian, vaksin dari Sinovac tersebut tak bisa langsung digunakan kepada masyarakat. Vaksin tersebut lebih dulu harus diperiksa keamanannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

Setelah diperiksa dan dinyatakan aman oleh BPOM, maka akan dikeluarkan izin edar darurat dan barulah vaksin tersebut siap disuntikkan ke masyarakat. Menurut Presiden Jokowi, butuh waktu sekitar tiga hingga empat pekan bagi BPOM untuk mengkaji dan mengeluarkan izin edar darurat vaksin tersebut. 

“Seluruh prosedur harus dilalui dengan baik dalam rangka menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat serta efektivitas vaksin. Pertimbangan ilmiah, hasil uji klinis, ini akan menentukan kapan vaksinasi bisa dimulai,” ujar Jokowi. 

Selain itu, pemerintah juga terus menyiapkan sistem distribusi vaksin ke seluruh daerah secara aman sehigga vaksin tetap bisa digunakan meski harus melalui perjalanan yang jauh. 

Presiden menambahkan sistem distribusi vaksin sangat penting sebab jika vaksin tak disimpan dengan baik maka tak akan bisa disuntikkan ke masyarakat. “Kita tahu telah disiapkan dalam beberapa bulan yang lalu lewat simulasi-simulasi di beberapa provinsi dan saya yakin setelah diputuskan vaksinasi dimulai, semua sudah dalam keadaan siap,” ujar Jokowi.

Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 yang tiba pada Minggu malam merupakan vaksin siap suntik. Jokowi mengatakan, akan ada 1,8 juta dosis vaksin siap suntik yang akan tiba pada Januari 2021. Selain itu pada Januari 2021 juga akan tiba 45 juta dosis bahan baku curah untuk pembuatan vaksin Covid-19. Sebanyak 45 juta dosis itu akan tiba dalam dua gelombang. 

Gelombang pertama sebanyak 15 juta dosis dan gelombang kedua sebanyak 30 juta dosis. Adapun Indonesia telah bekerja sama dengan Sinovac untuk melakukan uji klinis tahap ketiga di Bandung Jawa Barat. Kepala BPOM Penny Lukito menyatakan uji klinis yang berlangsung di Bandung berjalan dengan baik. 

Pemerintah, lewat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), telah menetapkan enam vaksin virus Corona COVID-19 yang akan digunakan di Indonesia. Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 9860 Tahun 2020.

"Menetapkan jenis vaksin Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc and BioNTech, dan Sinovac Biotech Ltd, sebagai jenis vaksin COVID-19 yang dapat digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi di Indonesia," tulis keputusan tersebut, dikutip pada Minggu, 6 Desember 2020. []


Berita terkait
Bahrain Negara Kedua di Dunia Pakai Vaksin Pfizer
Bahrain menjadi negara kedua di dunia yang berikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin virus corona yang dibuat oleh Pfizer
Inggris Bersiap-siap Memulai Vaksinasi Virus Corona
Inggris bersiap-siap untuk menjadi negara pertama yang memakai vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer/BioNTech dalam beberapa hari ke depan
Vaksin Membuat Dunia Bisa Mulai Bermimpi Pandemi Berakhir
WHO sebut hasil positif dari uji coba vaksin virus corona membuat dunia bisa mulai bermimpi tentang berakhirnya pandemi
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.