11 Pelaku Kejahatan di Surabaya Ditembak Mati Polisi

Kapolrestabes Surabaya Kombes Sandi Nugroho mengatakan menembak mati pelaku kejahatan bukan sebuah prestasi yang membanggakan.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugroho. (Foto: Tagar/Haris D Susanto)

Surabaya - Polrestabes Surabaya sepanjang tahun 2019, telah menembak mati 11 pelaku kejahatan, baik kejahatan jalanan maupun narkoba. Namun, upaya melakukan tindakan tegas terukur tersebut sama sekali tak membuat bangga polisi.

Kapolrestabes Surabaya, Kombes Sandi Nugroho mengatakan menembak mati pelaku kejahatan bukan sebuah prestasi yang membanggakan. Karena tugas dari kepolisian sebetulnya menangkap penjahat sebagai bentuk tanggung jawab kepada masyarakat.

"Menembak mati penjahat tak sedikitpun buat kami bangga, karena sebenarnya menangkap penjahat ini kewajiban bagi kami. Apalagi kami membayar utang kepada masyarakat dengan menangkap pelaku kejahatan," kata Sandi, Jumat 27 Desember 2019.

Berdasarkan data yang dihimpun Tagar selama 2019, ada 11 orang pelaku kejahatan yang ditembak mati. Rincinannya adalah tujuh pelaku merupakan kejahatan jalanan, tiga sisanya pelaku kasus narkoba, dan satu perampokan dengan pemberatan.

Menembak mati penjahat tak sedikitpun buat kami bangga, karena sebenarnya menangkap penjahat ini kewajiban bagi kami.

Pertama, pada 21 Juni 2019, Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya menembak mati residivis curanmor bernama Sura’i 39 tahun, warga Jalan Sidotopo Sekolahan XI, Surabaya.

Selanjutnya, 2 Juli 2019, Tim Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya menembak mati seorang bandit setelah mencuri 15 motor. Bandit sadis itu bernama M Tuki 34 tahun, warga asal Desa Kapasan Batorasang, Kacamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang, Madura.

Ditanggal yang sama, Satgas Narkoba Polrestabes Surabaya menembak mati bandar narkoba bernama Luis Sudarmono 39 tahun, asal Tropodo Asri, Waru, Sidoarjo. Ia di dor polisi sekitar pukul 22.00 WIB.

Berikutnya, 10 Juli 2019, Tim Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya menembak mati Zainul Fanani 32 tahun. Dia merupakan pelaku begal sadis asal Dusun Nambangan, Desa Ngimbang, Mojosari, Mojokerto yang tercatat lima kali beraksi, baik di Surabaya barat, tengah maupun timur.

Setelah itu, pada 13 Juli 2019, Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya langsung menembak mati ketiga begal yang kerap beraksi dengan melukai para korbannya. Ketiga pelaku ini adalah Susanto Efendi 37 tahun, Sofyan 27 tahun dan Idris Efendi 24 tahun yang keseluruhan warga asli Jember.

Kemudian, 1 Desember 2019, dua kurir narkoba ditembak mati Tim Unit III Satresnarkoba Polrestabes Surabaya, setelah kedapatan membawa sabu masing-masing 2 kilogram. Kedua kurir ini adalah Tonny Ganda Wijaya 34 tahun dan Deny Saipul Anwar 26 tahun.

Selang lima hari, tepatnya Jumat 6 Desember 2019, Tim Resmob dan Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya, menembak seorang begal atas nama Moch. Hartono 31 tahun, warga Balongsari Madya, Surabaya.

Terakhir, Kamis 26 Desember 2019 malam, Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya, menembak mati pelaku perampokan, sekaligus pembunuh pemilik warung di Lakarsantri pada 2017 lalu. Pelaku adala Riandi Prastawan 36 tanun, usai menjadi buronan selama dua tahun.

Melihat rentetan jumlah tembak mati itu, Sandi berharap di tahun depan tak ada lagi hal semacam ini. Karena seharusnya pihak kepolisian lebih mencegah terjadinya tindakan krimunal ketimbang menembak pelaku kejahatan.

"Harapan kami tidak lagi menembak mati pelaku kajahatan, harusnya mencehah tindakan kriminal ini. Karena kami juga merasa fungsi pencegahan yang kami lakukan belum berjalan maksimal," ujar Sandi.

Sandi berharap, pihaknya bisa lebih siap siaga mencegah tindak kejahatan. Sehingga tidak lagi pelaku yang ditembak mati.

"Kami sangat berharap bahwa kejahatan-kejahatan yang terjadi di Surabaya dapat tercegah dan dapat kami antisipasi sebelum itu terjadi," imbuh dia.

Namun kata Sandi, apabila pelaku kejahatan ini juga melakukan tindakan, seperti melawan petugas dengan senjata tajam atau lain sebagainya, ia juga memerintahkan anggotanya untuk menindak tegas.

"Kami juga tidak akan membiarkan anggota kami jadi korban kejahatan. Makanya kalau ada kejahatan di jalanan dalam rangka melindungi diri dan untuk membela kepentingan masyarakat saya perintahkan bagi anggota untuk membela diri," ucap Sandi. []

Berita terkait
Nataru, Perajin Tahu Kuning Kediri Banjir Pesanan
Perajin tahu mendapatkan menuai keutungan banyak dengan peningkatan pesanan selama momen liburan Natal dan Tahun Baru.
Menpora Khawatir Pilkada Ganggu Persiapan PD U-20
Salah satu fokus utama yang menjadi perhatian Menpora yakni akses menuju ke stadion berkapasitas 50 ribu orang tersebut.
Ratusan Umat Islam Surabaya Geruduk Konjen China
Umat muslim Surabaya menyerahkan pernyataan sikap terkait kasus yang menimpa umat muslim Uighur.