Magelang, (Tagar, 10/9/2017) - Puluhan ribu animo masyarakat ikut andil dalam perayaan puncak Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2017 di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (9/9) kemarin. Hal itu diketahui, setelah melihat tempat acara yang sangat meriah dan menghebohkan di Stadion Moch. Soebroto yang berkapasitas 20.000 tempat duduk itu tidak bisa menampung banyaknya masyarakat yang sangat antusias memeriahkan momentum kebangkitan Olahraga Indonesia itu.
Dalam kesempatan itu, Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memberikan penghargaan kepada 101 atlet berprestasi termasuk praktisi olahraga.
Penerimaan apresiasi di Magelang diwakili oleh tujuh orang yaitu Denny Thios, Ditto Rembrant, Erwin Christianto, Idan Fauzan Richsan, Siti Nurhayati Alil, Christin Rajagukguk dan Dedeh Erawati. Selain itu, pemerintah juga memberikan penghargaan kepada kepala daerah yang dinilai sebagai tokoh pembina olahraga
Melihat antusias warga yang luar biasa itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi sangat gembira. Ia menuturkan, momentum Hari Olahraga Nasional (Haornas) sangat penting guna memberikan penghargaan dan dedikasi atas pengorbanan serta perjuangan seluruh pihak yang berkontribusi dalam membangun kemajuan olahraga dari tingkat daerah hingga pusat.
“Semangat olahraga yang mempersatukan ini, banyak kegiatan-kegiatan keolahragaan diarahkan untuk menumbuhkan kembali semangat cinta tanah air dan penyatuan kembali semangat kebangsaan dan solidaritas di antara sesama warga masyarakat,” tutur Menpora Imam Nahrawi di acara puncak peringatan Haornas bertema “Olahraga Menyatukan Kita” yang berlangsung di Stadion Moch. Soebroto itu.
Lebih lanjut, Imam menjelaskan bahwa semangat perayaan Haornas kali ini sedikit berbeda dari biasanya, di mana kurang lebih satu tahun jelang perhelatan olahraga paling bergengsi di Asia, dan Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah Asian Games dan Asian Paragames 2018.
Disisi lain, dalam perayaan puncak Haornas itu, Menpora turut dalam pencampuran tanah dan air dari 90 kabupaten dan kota di Indonesia ke dalam sebuah wadah berbentuk bola dunia. Tanah dan air itu nantinya dibawa ke puncak Gunung Tidar dan turut menjadi bahan pembangunan Monumen Tanah Air Nusantara yang akan dibangun di sana. Gunung Tidar menjadi tempat didirikannya monumen tersebut karena diyakini sebagai titik pusat tanah Jawa. "Ini adalah simbol bahwa selamanya kita akan menjaga Indonesia dari pihak-pihak yang ingin menghancurkan negeri ini. Selamanya kita adalah NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika," tukas Imam. (Agi)
