1.000 Tenda, Ajang Berburu Jejaring di Dunia Nyata

Namanya 1000 Tenda Caldera Toba Festival, digelar di Desa Meat,pinggiran Danau Toba.
Ajang 1.000 tenda di Desa Meat, sisi Danau Toba, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara. (Foto:Tagar/Alex Siagian)

Tobasa - Namanya 1.000 Tenda Caldera Toba Festival, digelar di Desa Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

Dimulai sejak 28 hingga 30 Juni 2019. Acara ini dikemas semenarik mungkin, mendatangkan berbagai komunitas dari berbagai penjuru daerah. Begitu kata Direktur 1.000 Tenda Caldera Toba Festival, Tumpak Wilmark Hutabarat atau yang lebih dikenal dengan panggilan Siparjalang di sela acara pada Sabtu 29 Juni malam.

Persis di tepi Danau Toba, diapit dua bukit yang dipenuhi hutan pinus seakan saling bertatapan. Lahan yang kerap dijadikan tempat bermain bola voli oleh warga sekitar saban sore, dan sesekali menjadi tempat berkumpul ternak kerbau milik warga disulap menjadi tempat yang istimewa.

Semak disikat habis, gundukan diratakan, tanah berlubang juga ditimbun. Tempat ini lalu dikampanyekan kepada khalayak ramai lewat sosial media. Pagelaran 1.000 tenda siap digelar.

Semula para pemuda kreatif dari Rumah Karya Indonesia (RKI) hanya menarget 3.000 peserta untuk 'pesta' tahun ini. Masyarakat sekitar turut ambil andil, dengan berbagai daya upaya, event ini diupayakan sukses untuk mengkampanyekan keistimewaan desa di sudut Danau Toba.

Para peserta datang dari berbagai daerah, Aceh, Banyuwangi, Manado, Medan, Pematangsiantar, Karo, Labuhan Batu, Tapanuli Selatan dan berbagi daerah lain berkumpul di tempat ini.

Warna-warni tenda mulai berdiri, di setiap jengkal lapak yang sudah disediakan, para petualang mendirikan 'rumah sementara' mereka berbaris-baris. Bendera komunitas juga terlihat ramai berkibar, jumlah tenda bahkan melewati angka 1.000.

Para petualang ini terlihat mulai morat-marit mengelilingi sembari menikmati keindahan desa ini sejak Jumat 28 Juni. Berenang di Danau Toba, melihat para penenun, memanen padi warga yang sudah menguning hingga menjelajah hutan di desa ini untuk menikmati keindahan air terjun yang posisinya berada di selatan desa ini.

Mereka datang dari berbagai latar belakang berbeda, pelajar, mahasiswa, pekerja, ASN hingga politikus sekelas Ryan Ernest turut meramaikan 'pesta' ini.

"Sampai saat ini sudah ada 3200-an peserta. Ada 400-an peserta yang mendaftar online belum sampai di sini. Target awal kita hanya 3.000 saja," begitu kata Ojax Manalu, ketua RKI pada Sabtu malam.

Ini kesempatan langka, menikmati alunan musik ditemani embusan angin dari Danau Toba bersama teman-teman baru

Nanang, 28 tahun. Dia warga Medan, datang ke 1.000 Tenda Caldera Toba Festival bersama 19 orang rekan sekomunitasnya yang lain. Mereka mengatasnamakan diri sebagai Pencil alias Penjelajah Kecil.

"Kami suka nge-camp, kami suka kegiatan seperti ini," kata Nanang pada Sabtu siang.

Nanang melanjutkan, kenikmatan nge-camp dengan konsep 1.000 Tenda memang berbeda jauh dengan petualangan ke hutan atau ke puncak gunung yang lebih survival. Kamping 1000 Tenda memang lebih instan, MCK dan air bersih sudah tersedia, warung kecil milik warga sekitar juga siap menjajakan produk mereka. Tidak se-survive petualangan ke puncak gunung.

"Kita mencari teman baru di sini. Di sini ramai, kita bisa berkenalan dengan banyak orang yang datang dari berbagai daerah," begitu kata Nanang.

Gio, 21 tahun, mahasiswa asal Riau yang berkuliah di Medan juga begitu. "Bukan sekedar hobi, tapi untuk mencari teman baru. Ini keren, kita berkenalan dengan orang-orang yang punya hobi sama dengan kita," katanya.

Menurut Gio, bersahabat di dunia nyata itu lebih emosional. "Cari teman di dunia maya memang gampang, apalagi dengan kejayaan Facebook dan Instagram saat ini. Tapi teman di dunia maya itu enggak seru, semua orang tau itu," sahut

Vita, rekan Gio yang juga mahasiswa dan datang dari Medan untuk mencari teman baru di acara ini. Tak hanya mereka, Ary, 33 tahun, warga Kisaran, Kabupaten Asahan juga bilang begitu.

"Tujuan kita hanya satu, mencari teman baru," kata anggota Komunitas Honda Streatfire Club Indonesia ini.

Gelar Berbagai Diskusi

Acara 1000 Tenda Caldera Toba Festival tak hanya acara ngumpul-ngumpul semata oleh para backpacker, traveller, dan para komunitas. Event yang sudah kali ke tiga ini juga dikemas dengan berbagai agenda diskusi.

Para pemateri dari luar Sumatera turut didatangkan untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan. Pelatihan menulis, milenial membangun desa, masa depan di Danau Toba dan berbagai materi diskusi lain turut digelar.

"Tidak ada yang bodoh, yang ada hanya duluan tahu. Jadi kita saling silang pengetahuan. Karena itu acara ini kita isi dengan berbagai diskusi," kata Tumpak pada suatu kesempatan sebelum acara ini digelar.

Selain diskusi dengan berbagai materi, kegiatan ini juga diisi dengan berbagai hiburan budaya seperti tari Tortor dan hiburan lain. Sementara jadwal malam diisi dengan hiburan yang menampilkan penyanyi lokal di atas panggung sederhana yang disediakan panitia.

Hiburan yang lebih dari cukup untuk mendekatkan para peserta yang tumpah di depan panggung sembari menikmati alunan musik bercampur angin malam yang berhembus dari Danau Toba.

"Ini kesempatan langka, menikmati alunan musik ditemani embusan angin dari Danau Toba bersama teman-teman baru," ujar Rizal Sirait, seorang peserta yang datang dari Porsea, Kabupaten Toba Samosir. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.