100 Juta Warga Afrika Terancam Perubahan Iklim

Afrika menyumbang kurang dari 4% emisi gas rumah kaca, namun diperkirakan terdampak parah karena perubahan iklim
Mount Kenya di Afrika akan jadi gunung pertama di dunia yang kehilangan total lapisan gletsernya sebagai impak aktivitas manusia (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Afrika menyumbang kurang dari 4% emisi gas rumah kaca, namun diperkirakan terdampak parah karena perubahan iklim. Laporan PBB menyebutkan, gletser di benua itu dapat cair pada tahun 2040-an.

Sebuah laporan terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Selasa, 19 Oktober 2021, menyoroti "kerentanan tidak proporsional” Afrika dari ketidakamanan pangan, kemiskinan dan perpindahan penduduk akibat dampak dari perubahan iklim.

Peringatan PBB itu muncul menjelang Konferensi COP26 di Glasgow, Inggris, dan menyebutkan kondisi ekstrem dapat memaksa orang untuk bermigrasi keluar dari benua Afrika.

Sebelumnya, diperkirakan hingga 1,2 juta orang mengungsi karena badai dan banjir pada tahun 2020. Jumlahnya hampir 2 setengah kali dari jumlah orang yang meninggalkan rumahnya karena konflik di tahun yang sama.

1. Apa Hasil Laporannya?

"Pada tahun 2030, diperkirakan lebih dari 118 juta orang sangat miskin akan terdampak kekeringan, banjir dan panas ekstrem di Afrika, jika tidak dilakukan tindakan lebih lanjut,” sebut Josefa Leonel Correia Sacko, Komisioner ekonomi pedesaan dan agrikultur Komisi Uni Afrika.

pertanian di sudah selatanSebuah pertanian di Sudan Selatan, Afrika (Foto: dw.com/id)

Dalam laporan yang merupakan kerja sama dengan Organisasi Meteorologi Dunia, kategori orang yang sangat miskin adalah mereka yang berpendapatan kurang dari Rp 26 ribu per harinya.

"Di kawasan Afrika Sub-Sahara, perubahan iklim dapat mengakibatkan penurunan produk domestik bruto hingga lebih dari 3% sampai tahun 2050,” sebut Sacko dalam bagian awal laporan tersebut.

Afrika menyumbang kurang dari 4% emisi gas rumah kaca, namun diprediksi akan terdampak parah karena perubahan iklim. Lahan pertaniannya sudah rentan akan kekeringan, beberapanya di kota besar sepanjang garis pantai dan banyak dari penduduknya yang hidup dalam kemiskinan.

2. Gletser Afrika Diprediksi Akan Mencair

Sekjen Organisasi Meteorologi Dunia Petteri Taalas mengatakan, Afrika mengalami kenaikan suhu terus-menerus dari tahun lalu. "Ini mempercepat kenaikan permukaan laut, serta kejadian cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor dan kekeringan yang merupakan indikator perubahan iklim", paparnya.

Dalam laporan itu juga diperkirakan, pada tingkatan pemanasan global saat ini, Afrika akan kehilangan sepenuhnya ketiga lapisan gletser pada tahun 2040an.

"Penyusutan yang cepat dari gletser terakhir di Afrika timur, yang diperkirakan akan mencair seluruhnya di masa yang akan datang, merupakan pertanda faktual dari ancaman perubahan yang akan segera terjadi dan tidak dapat diubah pada sistem Bumi,” tandas Taalas.

ahli hidrologi periksa kekeringanIlustrasi: Seorang ahli hidrologi memeriksa kekeringan akibat perubahan iklim di sebuah waduk di Graaff-Reinet, Afrika Selatan (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Daratan dan perairan di Afrika pada tahun lalu menghangat lebih cepat daripada rata-rata dunia, sebut laporan tersebut. "Jika ini berlanjut, hal itu akan menyebabkan deglaciasi total pada tahun 2040-an,” tambahnya.

Khusus Gunung Kenya, diperkirakan akan mengalami deglaciasi satu dekade lebih cepat dar iperhitungan sebelumnya. Sebuah fenomena yang akan membuatnya jadi "salah satu dari seluruh pegunungan pertama yang kehilangan gletser karena perubahan iklim akibat ulah manusia,” jelas laporan tersebut [mh/as (rtr, afp, ap)/dw.com/id. []

Perubahan Iklim Picu Migrasi 216 Juta Orang Sebelum 2050

Singa Afrika Terancam Perubahan Iklim, Konflik dan Manusia

Menghitung Jejak Kaki Singa yang Tersisa di Afrika

Uni Eropa Hadapi Perubahan Iklim dan Bantu Afrika Redam Pandemi

Berita terkait
Singa Afrika Terancam Perubahan Iklim, Konflik dan Manusia
Tanggal 10 Agustus adalah Hari Singa Sedunia, singa menghadapi penurunan populasi yang sangat mengkhawatirkan