10.000 Daftar Tes Covid-19 via Pikobar di Jawa Barat

Sejak Kamis 26 - Jumat 27 Maret 2020, pendaftar tes masif Covid-19 melalui aplikasi Pikobar sudah 10.000
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) bersama Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja (kanan). (Foto: Tagar/Humas Pemda Provinsi Jawa Barat).

Bandung - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan sudah ada 10.000 pendaftar tes masif Covid-19 melalui aplikasi Pikobar sejak dibuka resmi sejak Kamis 26 hingga Jumat 27 Maret 2020. Namun, tes masif Covid-19 tidak untuk 50 juta penduduk di Jawa Barat karena hanya sekian persen yang akan diakomodir melalui penyeleksian.

“Kita seleksi, kalau masih ada antrian karena proses screening untuk meyakini bahwa yang mendaftar (via Pikobar) itu benar harus ikut tes. Mohon bersabar kita sudah membuat sistem yang benar. Hanya Masalah cepat lambat tentu disesuaikan dengan kondisi antrian yang sangat banyak dan sangat luar biasa,” tutur Kang Emil, sapaan aktab Ridwan Kamil, Bandung, Jumat 27 Maret 2020.

Kang Emil pun meminta masyarakat Jawa Barat sebelum mendaftar sebaiknya melakukan pemeriksaan mandiri, dengan tujuan agar masyarakat yang mengikuti tes masif benar-benar untuk kelompok masyarakat yang mempunyai potensi besar terpapar Covid-19.

Tes masif yang bertujuan untuk memetakan persebaran dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 itu bersifat terbatas. Artinya, ada skala prioritas yang sudah ditetapkan dan syarat yang mesti dipenuhi pendaftar.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Barat Setiaji mengakui ketersediaan test kit atau alat tes Covid-19 terbatas menjadi salah satu faktor penyebab adanya skala prioritas. "Kalau enggak ada gejala, enggak punya riwayat bepergian ke daerah terpapar Covid-19 dan kontak langsung dengan positif Covid-19, serta enggak pergi ke empat klaster penularan Covid-19 di Jabar, itu tidak diprioritaskan,” kata Setiaji.

Empat klaster yang dimaksud jelas Setiaji, Musyawarah Daerah (Musda) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jabar di Kabupaten Karawang, Seminar Bisnis Syariah di Kabupaten Bogor, seminar keagamaan di Kota Bogor, dan seminar keagamaan di Kabupaten Bandung Barat. “Dalam form pendaftaran, ditanyakan beberapa riwayat, apakah pernah masuk ke klaster yang empat klaster yang disebut Pak Gubernur atau tidak,” jelas dia.

Selain itu, pendaftaran tes masif via aplikasi Pikobar pun diprioritaskan untuk masyarakat yang masuk tiga kategori. Pertama, kategori A yaitu, masyarakat dengan risiko tertular paling tinggi seperti Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang baru tiba dari luar negeri, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan keluarga, tetangga, dan temannya, serta petugas kesehatan di rumah sakit yang menangani Covid-19.

Kedua, kategori B yaitu masyarakat dengan profesi yang interaksi sosialnya atau rawan tertular. Ketiga, Kategori C meliputi masyarakat luas yang memiliki gejala sakit yang diduga penyakit Covid-19. "Di situ ada lampiran, diharapkan masyarakat untuk cek mandiri dulu, enggak langsung daftar. Di aplikasi Pikobar ada fitur periksa mandiri dulu. Nanti hasilnya itu di-upload di form pendaftaran," kata Setiaji.

"Form pendaftaran kami buat untuk memfilter masyarakat yang paling rentan terjangkit Covid-19. Mendaftarkan diri tidak secara otomatis menjamin akses untuk melakukan pengetesan," imbuhnya.

Menurut Setiaji, akan ada proses verifikasi dan validasi dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dan Dinas Kesehatan Provinsi Jabar berdasarkan form pendaftaran, sebelum mendapat undangan melakukan tes masif Covid-19. "Setelah mengisi selesai, akan dapat nomor pendaftaran yang bisa dicek. Di situ ada dua fasilitas, untuk mendaftar, dan mengecek hasil pendaftarannya," katanya.

Jika pendaftar sudah terverifikasi, PIKOBAR akan mengirim QR CODE dan undangan berupa pesan singkat untuk menentukan lokasi dan jadwal tes.

"Itu kami lakukan untuk menghindari antrean atau kerumunan. Kemudian, pendaftar mesti bawa nomor pendaftaran beserta QR CODE dan nanti di-scan oleh petugas. Tes menggunakan pola drive-thru. Peserta tes menjalani pemeriksaan cepat tanpa harus turun dari kendaraannya," ucap Setiaji. []

Berita terkait
Empat Klaster Penularan Virus Corona di Jawa Barat
Ada empat klaster penularan virus corona (Covid-19) di wilayah Jawa Barat karena ada peserta kegiatan tsb. yang terdeteksi positif Covid-19
Empat Klaster Penyebaran Virus Corona di Jawa Barat
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyebutkan ada empat klaster penyebaran virus corona di wilayan Jawa Barat dengan massa lebih 2.000 orang
19 Anggota HIPMI Kota Cirebon Negatif Covid-19
19 anggota BPC HIPMI Kota Cirebon yang hadir dalam acara Musda HIPMI Jabar di Karawang pada 8-10 Maret lalu dinyatakan positif Covid-19
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.