10 Tahun Warga Leatung Toraja Menikmati Jalan Rusak

Jalan rusak di Leatung, Sangalla Utara, Tana Toraja sudah 10 tahun. Namun pemerintah cuek dengan kerusakan tersebut.
Warga Leatung, Sangalla Utara, Tana Toraja, gotong royong memperbaiki jalan secara mandiri, Rabu 24 JUni 2020. Selama 10 tahun kerusakan di jalan tersebut tidak diperhatikan pemerintah. (Foto: Tagar/Yohanis Battung Marung)

Tana Toraja - Warga Kelurahan Leatung, Kecamatan Sangalla Utara, Kabupaten Tana Toraja hidup dengan kondisi infrastruktur memprihatinkan. Selama 10 tahun, jalan yang menghubungkan Kalolu-Leatung rusak parah dan tidak mendapat perhatian dari pemerintah setempat.  

Jengah melihat kondisi itu, warga berinisiatif memperbaiki jalan dengan dana sendiri. Warga iuran hingga terkumpul Rp 20 juta. Uang itu dibelanjakan material seperti pasir dan semen. Sementara pengerjaan perbaikan dilakukan secara gotong royong.

Kondisi jalan yang rusak parah pada beberapa titik ini sangat dikeluhkan masyarakat.

Seperti yang terlihat pada Rabu, 24 Juni 2020. Puluhan warga turun membawa peralatan masing-masing, bahu-membahu melakukan perbaikan jalan. Karena dana yang terbatas, warga hanya mampu memperbaiki sekitar 20 meter dari total panjang jalan yang rusak, sejauh sekitar satu kilometer. 

"Kami perbaiki dengan cor. Baru bisa perbaiki di titik yang paling parah saja," tutur warga, Marten Limbong Allo, di sela kegiatan perbaikan jalan.

Marten mengungkapkan jalan poros antarkampung tersebut dibangun pertama kali pada tahun 1980 dengan model makadam. Kemudian ditingkatkan kualitasnya oleh pemerintah dengan aspal sekitar 10 tahun yang lalu. Namun perbaikan itupun tidak selesai pengerjaannya. Warga kurang tahu penyebabnya. 

Lebih lanjut, Marten menuturkan pada 2014, ruas jalan yang rusak pernah diperbaiki menggunakan model rabat beton. Hanya saja perbaikannya juga kembali tidak rampung. Pengerjaannyapun terkesan asal-asalan. Sering waktu, lapisan rabat beton mulai rusak dan memperparah kerusakan yang sudah ada. 

"Kondisi jalan yang rusak parah pada beberapa titik ini sangat dikeluhkan masyarakat. Sebab mengganggu warga yang beraktivitas dan bisa saja mengancam keselamatan pengguna jalan. Karenanya kami bergerak untuk memperbaiki menggunakan dana kampung," katanya. 

Tak hanya infrastruktur jalan, warga Leatung juga mempertanyakan ketiadaan lampu penerangan jalan. Padahal lampu jalan sangat dibutuhkan warga, utamanya pada malam hari. Terlebih, kondisi jalan juga rusak parah.  

"Kenapa di wilayah Leatung tidak ada sama sekali lampu penerangan jalan. Padahal banyak titik jalan yang butuh penerangan, karena kondisi jalan sangat membahayakan keselamatan warga," ujar Hendra, warga lain.  

Persoalan kondisi jalan dan lampu penerangan jalan tersebut, sudah disampaikan ke pemerintah lewat kelurahan. Bahkan pernah dibahas di musyawarah tingkat kelurahan. Namun sampai sekarang tak jelas realisasinya. []

Baca juga: 

Berita terkait
Jalan Alternatif Aceh Besar-Banda Aceh Rusak Parah
Jalan alternatif Aceh Besar-Banda Aceh tepatnya dari kawasan Cot Iri ke Limpok, mengalami rusak parah.
Firasat Bupati Rembang soal Jalan Lingkar Rusak
Bupati Rembang Abdul Hafidz sudah memperkirakan kerusakan jalan lingkar bakal viral di musim hujan.
Pemerintah Cuek, Warga Humbahas Perbaiki Jalan Rusak
Diabaikan pemerintah, warga di Kabupaten Humbahas memperbaiki sendiri sejumlah ruas jalan di wilayah mereka yang mengalami kerusakan.