Yogyakarta - Prevalensi kasus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan orang dengan masalah kesehatan (ODMK) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengalami peningkatan yang konstan dalam lima tahun terakhir. Terdapat sekitar sepuluh dari seribu orang di DIY mengalami gangguan jiwa berat.
Anggota Komisi D DPRD DIY, Ahmad Baihaqy Rais mencatat prevalensi tersebut meningkat cukup tajam sejak 2013. Saat itu hanya sebesar 2,7 per mil, lalau pada 2018 yang hanya lima tahun setelahnya naik jadi 10 per mil.
"Yang artinya sepuluh dari seribu orang di provinsi ini mengidap gangguan jiwa berat," kata Baihaqi usai kunjungan lapangan Komisi D DPRD DIY di RS Grhasia, Pakem, Sleman, Yogyakarta, Selasa 7 Januari 2020.
Baihaqy mengungkapkan dari basis data yang dipahami bahwa prevalensi ODGJ dan ODMK di DIY sangat besar dan semakin membesar. Bahkan peningkatannya selalu menjadi yang tertinggi di Indonesia. "Karena itu memang diperlukan dukungan pelayanan kesehatan jiwa yg baik," katanya.
Politikus muda milenial ini mengungkapkan dibutuhkan kajian yang mendalam mengenai penyebab kenaikan yang konstan tersebut. Namun, ia juga ingin memastikan jumlah penderita yang besar itu dapat terlayani dengan baik.
Yang artinya sepuluh dari seribu orang di provinsi ini mengidap gangguan jiwa berat.
Dalam rangka itu, Komisi D DPRD DIY mengunjungi RS Ghrasia untuk melihat dari dekat kesiapan dari segi infrastruktur maupun sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi masalah tersebut. "Kami ingin mengatahui bagaimana menghadapi beban yang cukup berat itu," katanya.

Politikus PAN dari Daerah Pemilihan Kulon Progo itu juga memastikan keberpihakan anggaran dalam menangani temuan kasus ODGJ dan ODMK di DIY. Dalam Rencana Pembangunan Janagka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2022, diproyeksikan anggaran untuk mendukung RS Ghrasia total sepanjang 5 tahun sebesar Rp 104,8 miliar.
"Kita ingin memastikan jumlah itu memadai bagi RS Ghrasia dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang menjadi tugasnya," ungkap anak bungsu Amien Rais.
Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie mengakui kasus ODGJ dan ODMK di DIY masih tinggi. "Masih tingginya angka kasus dan prevalensi yang terjadi membutuhkan koordinasi, integrasi dan konvergensi program untuk lebih nyata dirasakan oleh masyarakat (pasien dan keluarga)," katanya.
Menurut dia dalam penanganan ODMK dan ODGJ di DIY tidak terlepas dari komitmen bersama antara Pemda DIY, DPRD DIY dan masyarakat. "Dari hulu, ketahanan keluarga dan ketahanan wilayah menjadi prioritas. Di hilir, stigma dan penguatan pelayanan kesehatan serta sosial didukung kesejahteraan harus melibatkan semua lintas sektor," ungkapya. []
Baca Juga:
- Satu Keluarga di Brebes Menderita Gangguan Jiwa
- Pelaku Kecelakaan Maut Cipali, Mengalami Gangguan Jiwa
- Perempuan Pelaku Aksi Lepas Handuk di Depan Driver Ojol, Derita Gangguan Jiwa