10 Negara Bagian Amerika Serikat Gugat Google

Sepuluh negara bagian di AS gugat Google dan tuduh raksasa mesin pencari di Internet itu atas "perilaku anti-kompetisi" dalam industri periklanan
Logo Google dalam foto ilustrasi, 18 Februari 2019 (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Jakarta - Sepuluh negara bagian di Amerika Serikat (AS), 16 Desember 2020, menggugat Google dan menuduh raksasa mesin pencari di Internet itu atas "perilaku anti-kompetisi" dalam industri periklanan dari, termasuk kerja sama untuk memanipulasi penjualan dengan pesaingnya, Facebook.

Jaksa Agung Texas, Ken Paxton, mengumumkan gugatan itu yang diajukan ke pengadilan federal di Texas. Menurut Paxton, Google memanfaatkan kekuatan monopolinya untuk mengendalikan penetapan harga iklan daring, mengatur pasar agar menguntungkan pihaknya, dan menghilangkan persaingan.

Google yang berpusat di Mountain View, California, AS, menyebut klaim Paxton itu tidak berdasar. Kata perusahaan itu, harga iklan daring sudah turun selama dekade yang lalu. “Ini adalah ciri dari sebuah industri yang sangat kompetitif,” kata Google dalam sebuah pernyataan. “Kami akan membela diri dari klaim tidak berdasar ini di pengadilan.”

Paxton memimpin sebuah koalisi bipartisan dari 50 negara bagian dan teritori yang mengumumkan pada September 2019 bahwa mereka sedang menyelidiki praktik bisnis Google, dan mengutip, kemungkinan adanya potensi monopoli.

Kini Texas mengajukan tuntutan ini bersama jaksa penuntut Republik dari Arkansas, Idaho, Indiana, Kentucky, Mississippi, Missouri, North Dakota, South Dakota dan Utah. 

Google mengatakan, tuntutan itu tidak berdasar, dan katanya, harga iklan online justru turun dalam dekade terakhir.

Menurut catatan yang dirilis kantor Paxton, tuntutan hukum dari Texas ini dilakukan bersama negara bagian lain seperti Arkansas, Idaho, Indiana, Kentucky, Mississippi, Missouri, North Dakota, South Dakota dan Utah.

Sepuluh negara bagian Rabu mengajukan tuntutan hukum terhadap Google, dan menuduh bisnis raksasa mesin pencari online itu berperilaku anti-kompetitif dalam industri periklanan online. Termasuk melakukan kerja sama untuk memanipulasi penjualan dengan pesaing Facebook.

“Perusahaan raksasa ini memanfaatkan kekuatannya untuk memanipulasi pasar, menghancurkan persaingan, dan merugikan Anda, konsumen,” kata Paxton dalam sebuah video yang di-posting di Twitter (jm/pp)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Google Meet Rilis Fitur Live Captions Dalam Bahasa Baru
Platform Google Meet merilis fitur live captions alias teks langsung yang mendukung berbagai bahasa baru bagi para penggunanya.
Digugat Pemerintah AS, Mbah Google Terancam Bangkrut
Pemerintah AS menggugat Google karena perusahaan raksasa internet itu secara ilegal membuat saingannya pincang. Akankah Mbah Google bangkrut?
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban