10 Film yang Berkisah Terkait dengan Kehidupan di Afghanistan

Sejarah Afghanistan yang penuh gejolak telah menjadi latar belakang banyak film internasional. Dari “Kandahar” hingga “The Kite Runner”
‘Rambo III’ (1998) (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Sejarah Afghanistan yang penuh gejolak telah menjadi latar belakang banyak film internasional. Dari “Kandahar” hingga “The Kite Runner”, berikut beberapa di antaranya. Elizabeth Grenier melaporkannya untuk DW.

Hava, Maryam, Ayesha (2019)‘Hava, Maryam, Ayesha’ (2019) (Foto: dw.com/id)

‘Hava, Maryam, Ayesha’ (2019) - Film terbaru dari sutradara Afghanistan, Sahraa Karimi, pertama kali diputar di Festival Film Venesia pada 2019. Karya itu menceritakan kisah tiga perempuan yang tinggal di Kabul dengan konteks sosial berbeda dan menghadapi kehamilan dengan cara mereka sendiri. Karimi mengirim surat terbuka yang memperingatkan tentang Taliban hanya sesaat sebelum Kabul diambil Alih. Kini ia berada di Kiev.

Osama (2003)‘Osama’ (2003) (Foto: dw.com/id)

‘Osama’ (2003) - Di bawah rezim pertama Taliban (1996-2001), perempuan dilarang bekerja di sebagian besar sektor di masyarakat. “Osama” berkisah tentang seorang gadis muda yang menyamar sebagai anak laki-laki untuk membantu keluarganya. Ini merupakan film pertama yang diproduksi sepenuhnya di Afghanistan sejak 1996 karena Taliban juga melarang pembuatan film.

The Breadwinner (2017)‘The Breadwinner’ (2017) (Foto: dw.com/id)

‘The Breadwinner’ (2017) - Studio asal Irlandia Cartoon Saloon membuat film animasi dengan cerita serupa: ‘The Breadwinner’. Film ini berdasarkan novel terkenal karya Deborah Ellis, yang juga mengisahkan tentang seorang gadis muda gigih yang menyamar sebagai anak laki-laki untuk membantu keluarganya. Angelina Jolie terlibat sebagai eksekutif produser pada karya yang meraih nominasi Oscar untuk kategori Film Animasi Terbaik.

The Kite Runner’ (2007)‘The Kite Runner’ (2007) (Foto: dw.com/id)

‘The Kite Runner’ (2007) - Dibuat berdasarkan novel terkenal karya Khaled Hosseini dan disutradarai oleh pembuat film Jerman-Swiss, Marc Forster, ‘The Kite Runner’ membahas tema-tema universal seperti rasa bersalah dan penebusan. Namun, ceritanya fokus pada setengah abad terakhir Afghanistan yang penuh gejolak, meliputi runtuhnya monarki, intervensi militer Soviet, kepergian masal pengungsi Afghanistan, dan rezim Taliban.

Kandahar (2001)‘Kandahar’ (2001) (Foto: dw.com/id)

‘Kandahar’ (2001) - Karya Mohsen Makhmalbaf, salah satu sutradara besar Iran, berkisah tentang seorang warga Afghanistan-Kanada yang kembali ke tanah airnya untuk selamatkan saudara perempuannya yang ingin bunuh diri. Film itu tak dapat banyak perhatian saat pertama kali tayang di Festival Film Cannes 2001. Tapi serangan 9/11 terjadi dan dunia ingin tahu lebih tentang tantangan yang dihadapi perempuan di Afghanistan.

At Five in the Afternoon (2003)‘At Five in the Afternoon’ (2003) (Foto: dw.com/id)

‘At Five in the Afternoon’ (2003) - Pada tahun 2003 putri Mohsen Makhmalbaf, Samira, salah satu nama yang terkenal dalam “Iran New Wave”, untuk pertama kalinya menayangkan film yang berfokus pada perempuan Afghanistan di Festival Film Cannes. Film yang dibuat di Kabul ini berkisah tentang seorang perempuan muda di Kabul pascaperang, yang bercita-cita jadi presiden dan berusaha mendapat edukasi setelah kekalahan Taliban.

In This World (2002)‘In This World’ (2002) (Foto: dw.com/id)

‘In This World’ (2002) - “In This World” mengisahkan dua pengungsi muda Afghanistan dalam perjalanan ilegal mereka dari sebuah kamp pengungsi di Pakistan menuju London. Drama yang disutradarai oleh Michael Wintterbottom ini dibuat dengan gaya dokumenter dan diperankan oleh actor-aktor non-profesional. Film ini memenangkan Golden Bear Award di Festival Film Berlin 2003 dan BAFTA untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik.

Lone Survivor (2013)‘Lone Survivor’ (2013) (Foto: dw.com/id)

‘Lone Survivor’ (2013) - Film “Lone Survivor” dibuat berdasarkan pengalaman terkenal Navy SEAL AS Marcus Luttrell, yang menggambarkan keterlibatannya di operasi Red Wings, menargetkan sebuah kelompok pasukan Taliban di Provinsi Kunar, Afghanistan pada tahun 2005. Luttrell, yang diperankan oleh Mark Wahlberg, adalah satu dari empat anggota SEAL dalam timnya yang selamat dari sebuah penyergapan.

Rambo III (1998)‘Rambo III’ (1998) (Foto: dw.com/id)

‘Rambo III’ (1998) - Film ketiga dalam serial Sylvester Stallone berkisah pada masa perang Soviet-Afghanistan. Rambo pergi ke Afghanistan untuk menyelamatkan mantan komandannya dari tentara Soviet. Klaim bahwa film itu awalnya memiliki dedikasi “untuk para pejuang Mujahidin pemberani,” lalu diubah jadi “orang-orang gagah Afghanistan” pascakejadian 9/11.

Charlie Wilson’s War (2007)‘Charlie Wilson’s War’ (2007) (Foto: dw.com/id)

‘Charlie Wilson’s War’ (2007) - Pada masa pemerintahan Ronald Reagan, AS memang mendukung kelompok militan Mujahidin melawan Uni Soviet, yang kemudian membentuk kelompok radikal seperti Taliban dan al-Qaeda. Anggota Kongres AS Charlie Wilson (diperankan oleh Tom Hanks dalam film yang disutradarai Mike Nichols dan ditulis Aaron Sorkin), adalah pendukung utama program pendanaan rahasia, yang berlanjut hingga 1991. (vv/hp)/dw.com/id. []

Perempuan Afghanistan yang Ditembak Suami Bicara di Kanada

10 Juta Anak-anak di Afghanistan Berisiko Alami Kelaparan

Anak-anak Jadi Korban Perang di Afghanistan

Tim Robotik Afghanistan Tiba di Meksiko Siap Buka Lembaran Baru

Berita terkait
20 Ribu Rakyat Afghanistan Mengungsi di Markas Militer AS
Situs-situs ini dapat menampung hampir 32.000 orang dan kapasitas itu akan ditingkatkan menjadi 50.000 pada pertengahan September.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.