Lampung Black Pepper dan Muntok White Pepper, Harta Karun Indonesia

Karena nilainya yang tinggi, lada di abad pertengahan sering digunakan sebagai persembahan dan pembayaran pajak atau upeti.
Ilustrasi lada hijau, lada putih, dan lada hitam. (Foto: Istimewa)

Jakarta, (Tagar 25/3/2018) - Harta karun ini bernama lada, nama latinnya piper nigrum, bentuknya berupa butiran kecil, tapi bernilai sangat besar. Ada yang warnanya putih, ada pula yang hitam, ada juga hijau.

Lebih dikenal sebagai bumbu masakan, tapi sebenarnya ia juga digunakan sebagai bahan ramuan obat-obatan, wewangian dan kosmetika.

Sejak berabad-abad silam lada memiliki kedudukan penting dalam perdagangan rempah-rempah di dunia internasional, hingga ia dijuluki king of spices, rajanya rempah-rempah.

Harta karun ini ada di Indonesia, karena Indonesia adalah satu di antara enam negara produsen dan pengekspor lada utama di dunia.

Tujuh wilayah yang memiliki potensi tanaman lada di Indonesia adalah Lampung, Bangka Belitung, Bengkulu, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan.

Yang paling populer adalah lada hitam dari Lampung, dunia memberinya julukan istimewa, Lampung Black Pepper. Dan lada putih dari Kepulauan Bangka Belitung, dunia menyebutnya Muntok White Pepper.

Selain Indonesia, negara penghasil lada adalah Brazil, India, Malaysia, Thailand, dan Srilangka. Semua tergabung dalam International Pepper Community. Sementara pasar utama lada adalah Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Uni Emirat Arab, Mesir, Jepang, dan Singapura.

Dalam buku 'Lada, Produksi 2 Ton per Hektar' yang ditulis Suwarto, disebutkan bahwa lada merupakan produk tertua dan terpenting dari produk rempah-rempah yang diperdagangkan di dunia. Teophratus yang hidup pada 372-287 Sebelum Masehi menyebutkan bahwa ada dua jenis lada yang telah digunakan Bangsa Mesir dan Romawi saat itu, yaitu lada hitam dan lada panjang.

Purseglof (1968) menyebutkan bahwa lada merupakan produk pertama yang diperdagangan antara dunia Barat dan Timur. Selain untuk keperluan rempah-rempah, pada abad pertengahan tahun 1100-1500 perdagangan lada memiliki kedudukan yang sangat penting sebagai alat tukar dan mas kawin.

Karena nilainya yang tinggi, lada di abad pertengahan sering digunakan sebagai persembahan dan pembayaran pajak atau upeti. Bahkan diyakini bahwa upaya mencari rempah-rempah dan keinginan untuk menguasai perdagangan yang menguntungkan inilah yang mendorong ekspedisi Columbus tahun 1492 ke arah Barat, ekspedisi Marcopolo abat ke-13 (tahun 1271-1292), dan ekspedisi Vasco da Gama tahun 1498 yang memungkinkan Portugis menguasai dan memonopoli perdagangan rempah-rempah (termasuk lada).

Penguasaan dan monopoli Portugis ini berlangsung sampai abad ke-17. Selama masa kejayaan Portugis, Malaka dan Goa menjadi pusat perdagangan lada dunia.

Lada berasal dari India, dikenal mempunyai banyak varietas, 100 varietas di antaranya telah dibudidayakan. Setelah India, Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman genetik lada cukup luas karena letak geografi dan keadaan lingkungan yang sesuai dengan syarat-syarat tumbuh tanaman lada cukup beragam.

Bagian tanaman lada yang dimanfaatkan adalah buah. Panen buah lada disesuaikan dengan bentuk produk akhir yang ingin dihasilkan. Produk akhir hasil olahan lada dapat berupa lada hitam, lada putih, lada hijau, lada bubuk, minyak lada atau minyak oleoresin. Di Indonesia umumnya olahan akhir masih sebatas lada putih dan lada hitam.

Apabila tujuan akhir ingin menghasilkan lada hijau, kriteria panen di antaranya buah masih muda atau berada pada kisaran antara matang susu dan matang petik dengan ciri-ciri warna buah hijau terang, buah dapat dilumatkan dengan tangan, endokarpnya tidak sempurna dan bila ditekan dengan tangan akan keluar cairan berwarna putih. Waktu petik bulan Mei sampai September tergantung musim panen daerah penghasil lada. Panen dilakukan 5-10 kali petik pada setiap musim.

Apabila tujuan akhir menghasilkan lada hitam, kriteria panen di antaranya buah sudah cukup tua, tapi belum masak (dipetik 6-7 bulan setelah berbunga) dengan ciri-ciri warna hijau tua, dan bila ditekan tidak keluar cairan putih. Dalam satu tangkai terdiri dari lada merah 2%, kuning 23%, dan hijau 75%. Waktu petik bulan Mei sampai September tergantung musim panen daerah penghasil lada. Panen dilakukan 5-10 kali petik pada setiap musim.

Apabila tujuan akhir menghasilkan lada putih, kriteria panen di antaranya buah sudah sangat tua atau masak, semua buah dalam satu tangkai telah berwarna kuning sampai merah (dipetik 7-9 bulan setelah berbunga). Dalam satu tangkai terdiri dari buah lada merah 18%, kuning 22%, dan hijau 60%. Waktu petik bulan Mei sampai September tergantung musim panen daerah penghasil lada. Panen dilakukan 5-10 kali petik pada setiap musim.

Lada hitam menginspirasi jutaan resep masakan lezat di seluruh dunia dengan cita rasa pedas yang khas, di antaranya ayam panggang lada hitam, sapi lada hitam, cumi lada hitam, steak tempe saus lada hitam, tuna tepung saus lada hitam, ayam krispi pedas manis lada hitam, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Lada hitam dari Indonesia pada saat ini masih mendominasi pasaran lada dunia sehingga peluang ini harus terus dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan devisa negara. (sa)

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.