Indonesia Tunjukkan Keseriusan 'Basmi' Doping ke WADA

Indonesia menghadiri pertemuan International Convention Against Doping in Sports di markas UNESCO di Paris, Prancis, 25-26 September 2017.
Perwakilan Indonesia saat menghadiri menghadiri pertemuan International Convention Against Doping in Sports di markas UNESCO di Paris. (Foto:Ist)

Jakarta, (Tagar, 27/9/2017) - Indonesia diwakili perwakilan Kemenpora, Deputi Kepala BNN Bidang Hukum dan Kerja sama Arif Wicaksono, Guru Besar UNJ yang juga anggota LADI Prof Dr James Tangkudung serta beberapa pejabat dan staf Kemlu RI, BNN dan LADI menghadiri pertemuan International Convention Against Doping in Sports di markas UNESCO di Paris, Prancis, 25-26 September 2017. Hal itu dilakukan guna menunjukkan keseriusan mendukung pemberantasan doping kepada Badan Anti Doping Dunia (WADA).

"Kehadiran kami di Prancis ingin menunjukkan keseriusan Indonesia melakukan tindakan anti doping sesuai dengan aturan WADA. Indonesia tidak ingin kejadian 2015 dan 2016 terjadi lagi, dimana LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia) dianggap menggunakan laboratorium pengujian domestik untuk pengetesan sampel yang tidak diakui oleh WADA," ungkap Sesmenpora Gatot S Dewa Broto seperti dikutip dari Antara di Jakarta, Selasa (26/9) malam.

Selain menunjukkan keseriusannya memberantas doping, lanjut Gatot, Indonesia juga ingin memperoleh up date informasi dan pengalaman dari banyak negara dan khususnya WADA dalam berjuang mengatasi maraknya penggunaan zat doping. Apalagi, Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games dan Asian Paragames 2018. "Koordinasi dengan WADA dan Komisi Anti Doping OCA harus kita tingkatkan demi meminimalisir kemungkinan munculnya persoalan doping dalam event Asian Games dan Asian Paragames 2018," tutur mantan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora itu.

Lebih lanjut, Gatot mengatakan sekembalinya ke Indonesia pihaknya dalam hal ini Kemenpora bersama BNN dan Kementerian Kumham serta Kemlu serta para pihak akan duduk bersama menindak lanjuti hasil konvesi UNESCO itu, mengingat saat ini zat / materi doping dengan narkoba beberapa di antaranya saling bersinggungan destruktif dampaknya. Kemenpora akan terus mendorong para pihak, atlet, pelatih, pengurus cabang olahraga terus menerus memberikan pemahaman tentang doping karena setiap waktu terjadi pergantian atlet. Untuk itu diperlukan edukasi berkesinambungan baik oleh LADI maupun induk organisasi olahraga masing-masing.

"LADI wajib lebih aktif melakukan sosialisasi kepada seluruh cabang olah raga dengan berbagai cara termasuk penggunaan layanan internet yang mudah diakses secara real time dimanapun berada dengan kontens yang terus ter up date. Dan kebijakan yang paling dari WADA adalah memberi penghargaan pada pihak manapun yang berani menjadi justice collaborator dengan data valid dan akurat di tengah makin canggihnya teknologi untuk memanipulasi doping," terang Gatot.

Seperti diketahui, fenomena penggunaan zat doping tidak hanya terjadi pada atlet, tetapi juga sejumlah kelompok anak muda maupun atlet usia muda. Bagi Indonesia masalah doping memang menjadi konsentrasi mengingat Indonesia baru saja terbebas dari sanksi WADA. Pencabutan sanksi tersebut didasarkan atas langkah-langkah perbaikan yang dilakukan pemerintah dalam hal ini Kemenpora bersama dengan LADI. (Agi)

Berita terkait
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi